Kamis, 11 April 2013

Penalaran Deduktif


Pengertian Penalaran



     Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk suatu proposisi - proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, salah satunya yaitu Penalaran Deduktif.

Penalaran Deduktif

   Adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.

Jenis penalaran deduktif :
Silogisme Kategorial = Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Silogisme Hipotesis = Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Silogisme Akternatif = Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Entimen = Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan
   Kelemahan metode deduktif dan beberapa hal yang tidak mungkin untuk dijalankan dengan ketat adalah metode ini memakan waktu yang cukup lama. Karena dalam beberapa peristiwa ilmuwan harus menantikan jawaban dari alam, untuk menunggu fenomena baru yang memperkuat dugaan tersebut.
   Contoh berpikir deduktif: Salah satu prinsip atau hukum dalam fisika menyatakan bahwa setiap benda padat, kalau dipanaskan akan memuai (pernyataan umum). Besi dan seng adalah benda padat (fakta-fakta khusus). Oleh sebab itu, besi dan seng jika dipanaskan akan memuai (kesimpulan atau pernyataan khusus).
   Proses penarikan kesimpulan seperti dalam contoh di atas dinamakan logika deduktif. Langkah deduktif harus dilakukan dengan hati-hati karena harus mempertimbangkan kelas yang bersifat umum.



Penarikan kesimpulan deduktif dibagi menjadi dua, yaitu :

1.         Penarikan simpulan secara langsung
Simpulan secara langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis yaitu prosisi tempat menarik simpulan.
Simpulan secara langsung:

Semua “S” adalah “P”. (premis)
Sebagian “P” adalah “S”. (simpulan)
Contoh: Semua manusia mempunyai rambut. (premis)
             Sebagian yang mempunyai rambut adalah manusia. (simpulan)


Semua “S” adalah “P”. (premis)
Tidak satu pun “S” adalah tak “P”. (simpulan)
Contoh: Semua petir adalah bahaya. (premis)
             Tidak satu pun petir adalah tidak berbahaya. (simpulan)

Tidak satu pun “S” adalah “P”. (premis)
Semua “S” adalah tak “P”. (simpulan)
Contoh: Tidak seekor pun harimau adalah beruang.
             Semua beruang adalah bukan harimau. (simpulan)

Semua “S” adalah “P”. (premis)
Tidak satu - pun “S” adalah tak “P”. (simpulan)
Tidak satu - pun tak “P” adalah “S”. (simpulan)
Contoh: Semua ikan adalah berekor. (premis)
             Tidak satu pun ikan adalah tak berekor. (simpulan) 
             Tidak satupun yang tak berekor adalah kucing. (simpulan)
2.      Penarikan simpulan secara tidak langsung

Untuk penarikan simpulan secara tidak langsung diperlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis tersebut akan menghasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.

Jenis penalaran deduksi dengan penarikan simpulan tidak langsung, yaitu:

1.      Silogisme

Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).

Contohnya:

-- Semua manusia akan mati

Ani adalah manusia
Jadi, Ani akan mati. (simpulan)

-- Semua manusia bijaksana

Semua dosen adalah manusia
Jadi, semua dosen bijaksana. (simpulan)

2.       Entimen

Entimen adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

Contohnya :

-- Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari

Pada malam hari tidak ada sinar matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis.

-- Semua ilmuwan adalah orang cerdas

Anto adalah seorang ilmuwan.
Jadi, Anto adalah orang cerdas.

Jadi, dengan demikian silogisme dapat dijadikan entimen. Sebaliknya, entimen   juga dapat dijadikan silogisme.


Sumber :

0 komentar: